Penelitian Shafwan Amrullah, S.T., M.Eng: Porang, Komoditi Multi Fungsi yang Dapat Diandalkan

[instagram-feed feed=3]
Mahasiswa Magang Universitas Teknologi Sumbawa Resmi Ditarik, Sahri Yanti Hadiri Kegiatan Penarikan
Sumbawa, NTB – Dekan sekaligus Dosen Pembimbing Lapangan Fakultas Teknologi Hasil Pertanian Universitas...
Read More
Tim PMB FITP UTS Lakukan Kunjungan ke SMKN 1 Tarano dan SMKN 1 Plampang untuk Sosialisasi Penerimaan Mahasiswa Baru
Sumbawa— Dalam rangka menjaring calon mahasiswa baru unggulan, Tim Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Fakultas...
Read More
Yudisium FITP UTS Tahun Ajaran Ganjil 2025: 14 Mahasiswa Resmi Diwisuda
Sumbawa, 25 Februari 2025 – Fakultas Ilmu dan Teknologi Pertanian (FITP) Universitas Teknologi Sumbawa...
Read More

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Shafwan Amrullah, S.T., M.Eng telah mengungkap potensi besar Indonesia dalam mengembangkan komoditi baru, khususnya umbi porang. Porang, dikenal secara ilmiah sebagai Amorphophallus muelleri, merupakan tanaman semak dari keluarga Araceae. Keistimewaan porang terletak pada pertumbuhannya yang optimal dengan kebutuhan cahaya matahari sebesar 50-60% dan pH tanah antara 6-7.

Komoditas porang telah menjadi salah satu produk ekspor unggulan Indonesia dengan harga yang tinggi. Keunggulan ini diperkuat oleh fleksibilitas tanaman porang sebagai sumber pati, bahan baku obat-obatan, makanan, minuman, kosmetik, perekat, cat, bahan tekstil, serta bahan imitasi.

 

Dalam penelitian ini, terdapat dua tahap penting. Tahap pertama mencakup persiapan, perajangan, dan karakterisasi porang. Peneliti mempersiapkan dan menimbang porang sebanyak 5 kg untuk setiap perlakuan dengan variasi putaran mesin (600, 700, dan 800 rpm) serta melakukan tiga ulangan. Proses pembersihan dilakukan untuk mendapatkan porang tanpa kotoran seperti tanah.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kapasitas perajangan porang seiring dengan peningkatan kecepatan perajangan mesin, meskipun perbedaannya tidak signifikan. Terjadi peningkatan ketebalan chip porang dari 600 ke 700 rpm (5,526 mm menjadi 5,9991 mm) namun menurun saat mencapai 800 rpm (5,2526 mm). Meskipun terjadi fluktuasi, terdapat peningkatan jumlah bahan yang rusak dan tertinggal seiring dengan peningkatan kecepatan putaran.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah berhasilnya pembuatan alat perajang porang menggunakan mesin diesel berbahan bakar pertalite. Analisis menunjukkan peningkatan kapasitas perajangan porang terbaik terjadi pada 700 rpm (817,113 kg/jam) serta fluktuasi ketebalan dan jumlah bahan yang rusak seiring dengan variasi kecepatan putaran.

Penelitian ini menjadi landasan penting dalam pengembangan teknologi perajangan porang yang lebih efisien dan menghasilkan chip porang dengan kualitas yang konsisten.