Penelitian Inovasi Produk “Pupuk Nano” dari Lamun sebagai Alternatif Pupuk Organik di Pulau Medang

[instagram-feed feed=3]
Mahasiswa Magang Universitas Teknologi Sumbawa Resmi Ditarik, Sahri Yanti Hadiri Kegiatan Penarikan
Sumbawa, NTB – Dekan sekaligus Dosen Pembimbing Lapangan Fakultas Teknologi Hasil Pertanian Universitas...
Read More
Tim PMB FITP UTS Lakukan Kunjungan ke SMKN 1 Tarano dan SMKN 1 Plampang untuk Sosialisasi Penerimaan Mahasiswa Baru
Sumbawa— Dalam rangka menjaring calon mahasiswa baru unggulan, Tim Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Fakultas...
Read More
Yudisium FITP UTS Tahun Ajaran Ganjil 2025: 14 Mahasiswa Resmi Diwisuda
Sumbawa, 25 Februari 2025 – Fakultas Ilmu dan Teknologi Pertanian (FITP) Universitas Teknologi Sumbawa...
Read More

Pulau Medang, Sumbawa – Alfassabiq Khairi, S.P., M.Sc, seorang dosen dari Fakultas Ilmu dan Teknologi Pertanian (FITP) Universitas Teknologi Sumbawa (UTS), bersama dengan tiga mahasiswanya, Arafik Saleh Sang, Siska Wulandari, dan Salwa Ramadina Putri Utari, tengah melakukan penelitian inovatif yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan sampah dan limbah di Pulau Medang, Sumbawa. Penelitian ini melibatkan pengembangan produk yang diberi nama “Pupupk Nano” atau Nano Fertilizer berbahan dasar lamun (Halodule pinifolia), sebuah jenis rumput laut yang banyak ditemukan di garis pantai pulau ini.

Lamun, yang melimpah di garis pantai Pulau Medang, telah lama menjadi masalah lingkungan. Keberadaannya yang meluas di sekitar pulau telah mencemari pantai dan menimbulkan masalah limbah organik. Berbeda dari spesies lamun di beberapa negara, Alfassabiq Khairi dan timnya berinisiatif untuk mengembangkan pupuk organik berbahan dasar lamun ini. Tujuan utama penelitian adalah untuk mengurangi limbah dan sampah di Pulau Medang, sambil memberikan alternatif pupuk organik yang berkelanjutan.

Proses penelitian ini telah mencapai tahap pengeringan bahan, dan saat ini, tim peneliti sedang mempersiapkan pengujian untuk menilai kandungan nutrisi yang dapat diperoleh dari lamun ini. Penelitian ini juga merupakan persiapan bagi mereka untuk mengikuti Pekan Karya Mahasiswa (PKM), di mana inovasi produk “Pupuk Nano” akan dipresentasikan.

Dasar penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Muarif et al. pada tahun 2022, di mana mereka memanfaatkan tumbuhan laut Sargassum sp. yang banyak ditemukan di pesisir pantai selatan Yogyakarta. Tumbuhan ini diubah menjadi pupuk organik untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk anorganik, dan berhasil diterapkan pada pertanaman bawang merah di lahan berpasir atau regosol.

Alfassabiq Khairi dan timnya berharap bahwa penelitian mereka dapat menjadi acuan atau rekomendasi dalam pembuatan pupuk organik berbahan dasar tumbuhan laut, selain berbahan dasar kotoran ternak. Dengan memanfaatkan lamun, yang melimpah di Pulau Medang, mereka berharap dapat mengurangi limbah organik yang sulit terurai, sehingga meningkatkan kesehatan lingkungan dan mengurangi dampak negatif dari kerusakan lingkungan sekitar.

Inovasi “Pupuk Nano” ini diharapkan dapat membantu mengatasi masalah lingkungan di Pulau Medang dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat lokal dalam upaya menjaga kebersihan pantai dan lingkungan mereka.