Seorang mahasiswa program studi Teknologi Hasil Pertanian di Fakultas Ilmu dan Teknologi Pertanian Universitas Teknologi Sumbawa, Nila Ariska, telah berhasil mengembangkan metode alternatif dalam pembuatan Palopo, makanan khas Taliwang, Sumbawa Barat. Palopo, yang biasanya menggunakan susu kerbau sebagai bahan utama, kini telah diadaptasi menggunakan susu sapi sebagai solusi atas menurunnya populasi kerbau di daerah tersebut.
Palopo merupakan produk olahan tradisional yang terbuat dari campuran susu kerbau, gula merah, dan terong para (Solanum Virginianum L.) sebagai koagulan alami. Namun, dengan menurunnya jumlah kerbau di Sumbawa, perolehan bahan baku untuk Palopo menjadi semakin sulit. Oleh karena itu, Nila Ariska melakukan penelitian untuk mengeksplorasi penggunaan susu sapi sebagai alternatif yang lebih mudah diperoleh.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi terbaik penggunaan terong para dalam pembuatan Palopo berbahan dasar susu sapi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang mencakup 5 konsentrasi, mulai dari 0% (sebagai kontrol), 2,5%, 5%, 7,5%, hingga 10%. Hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan Analisis Keragaman (ANOVA) dan perangkat lunak SPSS 2016, serta diuji lanjut dengan metode uji lanjut Duncan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak terong para memiliki pengaruh signifikan pada aspek fisik, seperti warna, namun tidak berpengaruh signifikan pada nilai Hue. Secara organoleptik, penambahan ekstrak terong para memberikan pengaruh yang signifikan pada aroma, tekstur, dan rasa Palopo, meskipun tidak berpengaruh pada aspek warna.
Hasil terbaik yang diperoleh dari penelitian ini adalah dengan penambahan ekstrak terong para pada konsentrasi 10%, menghasilkan Palopo berwarna coklat, beraroma susu dengan sentuhan terong para, tekstur kenyal, dan cita rasa manis yang disukai oleh para panelis.
Penelitian ini menandai langkah penting dalam pengembangan Palopo dengan memanfaatkan alternatif bahan baku yang lebih mudah ditemukan, memberikan peluang baru bagi industri makanan lokal di Sumbawa.
Nila Ariska berharap temuannya dapat memberikan kontribusi positif dalam pelestarian dan pengembangan kuliner tradisional daerah serta membantu menjaga keberlanjutan produksi Palopo meskipun dalam situasi perubahan ketersediaan bahan baku.